Iswanto Soerjanto Hadirkan Meditasi Visual di Pameran “Purnama (dan) Tilem”

JABARKU.ID – Seniman fotografi eksperimental Iswanto Soerjanto kembali hadir di panggung seni rupa Bandung lewat pameran tunggal bertajuk “Purnama (dan) Tilem” di Orbital Dago Gallery, Kota Bandung, Kamis (3/7). Tidak seperti karya fotografi konvensional, Iswanto menciptakan lukisan abstrak meditatif menggunakan teknik fotografi tanpa kamera mengandalkan proses kimiawi, cahaya, dan kertas peka cahaya.

Terinspirasi dari ritual spiritual masyarakat Bali serta gaya lukisan Batuan, karya-karya ini hadir sebagai refleksi visual atas siklus alam dan kehidupan: terang dan gelap, penuh dan kosong. Dengan teknik cyanotype, gum bichromate, dan chemigram, ia menggambarkan dualitas Purnama dan Tilem melalui tekstur, cipratan, dan semburat warna dalam komposisi yang puitis.

Bacaan Lainnya

Konsistensi pada praktik seni fotografi nir-kamera dari Iswanto Soerjanto menunjukkan bahwa karya seni kontemporer tidak bisa lepas dari ritual keseharian manusia serta budaya lokal yang terekam dalam jejak eksplorasi artistiknya selama bermukim di Jakarta, Bandung dan Denpasar.

“Melalui proses yang bersifat meditatif ini, saya ingin menghadirkan karya-karya yang menjadi ruang kontemplasi mengajak penonton untuk merasakan irama kosmis dalam kehidupan sehari-hari, serta menemukan harmoni di tengah pertentangan yang saling melengkapi,” pungkas Iswanto Soerjanto.

Kurator Rifky ‘Goro’ Effendy menyebut karya Iswanto sebagai bentuk ritual visual yang menyentuh ranah spiritual. “Ada kedalaman seperti zikir di tiap pengulangan gerak dan bentuk. Ini bukan hanya visual, tapi juga pengalaman batin,” ujarnya.

“Kecenderungan ritual seni pada karya Iswanto Soerjanto ini mengingatkan saya pada seniman Tisna Sanjaya yang pernah mengungkapkan bahwa melakukan pengulangan garis-garis ketika menggambar seperti ritual wirid atau zikir, bahkan transenden. Hampir serupa dengan tindakan yang dilakukan Iswanto tetapi dengan cara berbeda; mengguyur, menciprat, merendam, mengeringkan dan seterusnya,” tutur Rifky ‘Goro’ Effendy.

Pameran yang berlangsung hingga 3 Agustus 2025 ini menjadi penanda konsistensi Iswanto dalam menghadirkan karya kontemplatif dan eksperimental, yang menyatukan seni, sains, dan spiritualitas dalam satu tarikan napas. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *