Mengenang Aksi Reformasi 1998 di Mata Aktivis Sukabumi

SUKABUMI– Tahun demi tahun berlalu, tetapi gaung perjuangan reformasi 1998 tak pernah benar-benar padam, terutama di kalangan aktivis yang terus memaknai sejarah sebagai api penyala kesadaran. Di Sukabumi, semangat itu masih terasa—bukan hanya sebagai peringatan tahunan, melainkan sebagai refleksi mendalam atas perjalanan demokrasi bangsa ini.

Bagi para aktivis di Sukabumi, aksi reformasi 1998 adalah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan, represivitas negara, dan kemapanan kekuasaan yang korup dan juga otoriter. Mereka melihat perjuangan mahasiswa kala itu sebagai titik balik sejarah, yang tidak hanya menggulingkan rezim Orde Baru, tapi juga membangkitkan harapan baru bagi rakyat Indonesia, semangat perjuangan dan api perlawanan itu lah yang harus tetap kita rawat nalar nya sampai saat ini,

“98 bukan sekadar sejarah. Itu adalah warisan moral bagi kita semua. Di tengah stagnasi reformasi hari ini, kita perlu kembali bertanya: apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga semangat perubahan itu?” ujar Anggi Fauzi salah satu aktivis Sukabumi yang juga merupakan mantan Ketua GMNI Sukabumi Raya tahun 2020 – 2024.

Memasuki usia ke-27 tahun reformasi, banyak aktivis muda di Sukabumi yang mulai menggali kembali nilai-nilai perjuangan dari generasi sebelumnya. Mereka menyadari bahwa demokrasi tidak hadir begitu saja, tetapi diperjuangkan dengan darah, air mata, dan nyawa.

Refleksi atas reformasi tidak boleh berhenti pada seremoni atau nostalgia. Aktivis di Sukabumi meyakini bahwa reformasi sejati adalah ketika rakyat benar-benar berdaulat, hukum ditegakkan secara adil, dan keadilan sosial menjadi kenyataan, bukan jargon politik semata, di tengah situasi dan kondisi bangsa seperti sekarang ini saya kira semua aktivis perlu menyatukan kembali kekuatan untuk menyamakan lagi narasi ide dan gagasan agar semangat Reformasi masih tetap terjaga supaya tidak kembali ke masa lampau yang cukup kelam.

Maka, mengenang 1998 bukan sekadar melihat ke belakang, melainkan juga menatap ke depan dengan lebih waspada. Dalam pandangan aktivis Sukabumi, tugas generasi hari ini adalah menjaga agar semangat reformasi tetap relevan—bukan hanya dalam demonstrasi, tetapi juga dalam tindakan nyata: mendidik, mengadvokasi, dan terus mengawasi kekuasaan.

Reformasi belum selesai. Dan seperti kata mereka, perjuangan belum usai.

Penulis : Anggi Fauzi

Ketua GMNI Kota Sukabumi

The post Mengenang Aksi Reformasi 1998 di Mata Aktivis Sukabumi first appeared on Sukabumi Ku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *