TASIKMALAYAKU.ID – Siapa sangka, tumpukan sampah yang sering dianggap masalah kini justru menjadi solusi di Kampung Citalaga, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Warga desa di kaki gunung ini kini bisa membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hanya dengan menyetorkan sampah rumah tangga.
Program inovatif ini dinamai “Mekarjaya Betah”, dan diluncurkan secara resmi oleh komunitas Patriot Desa Mekarjaya. Dalam acara peluncurannya yang meriah, dua program utama diperkenalkan yaitu Bank Sampah Asri dan Gerakan Peduli Lingkungan dari Sampah Plastik (Gelatik).
Antusiasme warga luar biasa. Tak kurang dari 50 orang langsung mendaftar sebagai nasabah Bank Sampah. Menurut Muhammad M Husain, tokoh penggerak di balik program ini, gerakan ini bukan sekadar tentang mengumpulkan sampah, tapi juga menanamkan kesadaran baru soal tanggung jawab terhadap lingkungan dan ekonomi keluarga.
“Kami ajarkan bagaimana menjadi anggota bank sampah, memilah sampah dengan benar, dan memanfaatkannya untuk kebutuhan nyata warga,” ujar Husain, (13/5/2025).
Konsep utamanya sederhana, warga menyetorkan sampah seperti botol plastik sebagai bentuk tabungan. Dari tabungan ini, mereka bisa membayar pajak, membeli sembako, bahkan membantu biaya pendidikan anak. Lima botol plastik pun sudah cukup untuk mulai berkontribusi.
BACA JUGA : Hilang di Lemari Kemenag, Paspor Tunda Keberangkatan 7 Calon Haji Tasikmalaya ke Tanah Suci
Husain juga menekankan pentingnya prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam setiap aktivitas warga. Menurutnya, jika masyarakat terbiasa mengurangi produksi sampah, menggunakan ulang barang, dan mendaur ulang, maka lingkungan akan jauh lebih bersih dan sehat.
Menariknya, program ini tidak berjalan sendiri. Pemerintah desa mendukung penuh dengan menerbitkan Surat Keputusan resmi sebagai bentuk legalitas program.
Hal ini menunjukkan komitmen nyata dari pemerintah desa dalam mendorong perubahan dari tingkat akar rumput.
Ke depan, pelatihan lanjutan akan segera digelar. Sekitar 30 hingga 40 warga lainnya sudah menyatakan keinginan untuk ikut serta. Meskipun sampah yang ditabung bisa diuangkan, warga dianjurkan untuk menabung lebih dulu agar manfaat jangka panjangnya lebih terasa.
“Kami ingin membuktikan bahwa dari masalah, bisa lahir solusi. Program ini adalah bentuk gotong royong modern—dari warga, oleh warga, untuk warga,” tutup Husain.
Inisiatif ini kini menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah bisa disulap menjadi kekuatan ekonomi dan sosial. Harapannya, semangat dari Desa Mekarjaya bisa menjalar ke desa-desa lain di seluruh Indonesia. (*)
The post Bayar Pajak Cukup dengan Sampah? Bisa Banget di Desa Ini! first appeared on Tasikmalaya Ku.