SUKABUMI – Siapa sangka tanaman hanjeli yang nyaris terlupakan, kini bangkit menjadi ikon wisata edukatif dan berkelanjutan di Sukabumi. Adalah Asep Hidayat Mustopa, seorang mantan pekerja migran asal Kampung Waluran 2, Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, yang menjadi pelopor lahirnya Desa Wisata Hanjeli.
Berbekal keprihatinan terhadap punahnya hanjeli sebagai tanaman lokal warisan leluhur sejak lima abad silam, Asep memutuskan untuk mengangkat kembali kejayaan tanaman ini. “Saya riset sejak 2010, dan setelah keliling melihat potensi wisata di Sukabumi, saya yakin hanjeli bisa menjadi daya tarik utama wisata desa,” ujar Asep, Selasa (15/7/2025).

Tanaman hanjeli atau Job’s Tears bukan sekadar pangan alternatif, melainkan simbol kearifan lokal dan ketahanan pangan. “Menanam hanjeli lebih mudah dibanding padi, dan bisa tumbuh di lahan kering tanpa pupuk kimia. Sangat cocok untuk konservasi,” jelas Asep yang juga dikenal sebagai ahli kaligrafi dan peraih Penghargaan Kalpataru 2023 kategori Perintis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Salah satu keunikan Desa Wisata Hanjeli adalah pelibatan perempuan, khususnya para mantan TKW (Tenaga Kerja Wanita), sebagai penggerak utama. “Di desa kami banyak mantan TKW. Kalau mereka terus pergi ke luar negeri, anak-anak mereka akan kurang perhatian. Makanya saya ajak mereka menanam hanjeli dan membuat produk olahan,” ungkap Asep.

Kini, hanjeli tidak hanya ditanam, tapi juga diolah menjadi produk bernilai ekonomi seperti kopi hanjeli, beras hanjeli, dodol hanjeli, hingga kerajinan khas. Para wisatawan pun dapat belajar langsung prosesnya dalam paket wisata edukasi yang ditawarkan desa ini.
Meski berawal dari kampung kecil di Sukabumi, Desa Wisata Hanjeli kini sudah dikunjungi wisatawan mancanegara. Asep bermimpi hanjeli bisa menjadi pusat edukasi nasional dan internasional. “Kami ingin hanjeli tidak hanya dikenal, tapi juga dibudidayakan sebagai pangan masa depan yang sehat dan berkelanjutan,” ujarnya penuh harap.
Desa Wisata Hanjeli bisa diakses dari Kota Sukabumi atau Palabuhanratu, dengan waktu tempuh sekitar 2–3 jam. Selain menikmati pemandangan alam yang asri, pengunjung dapat mengikuti tur edukasi hanjeli, mencoba makanan tradisional, belajar kerajinan, hingga menginap di homestay warga. (Ndiw)
The post Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Warisan Pangan Lokal yang Disulap Jadi Destinasi Edukasi dan Ekowisata first appeared on Sukabumi Ku.