JAKARTA — Sebanyak 306 calon komponen cadangan (komcad) transmigrasi mulai diberangkatkan ke Bandung, Jawa Barat, untuk mengikuti seleksi gelombang pertama. Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman menyebut mayoritas peserta, yakni sekitar 93 persen, merupakan transmigran lokal.
Dalam apel pemberangkatan di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu (24/9/2025), Iftitah menjelaskan para calon komcad akan menjalani seleksi terlebih dahulu sebelum mengikuti pelatihan militer selama dua bulan. Setelah itu, mereka akan kembali ditugaskan di daerah asal masing-masing.
“Jadi jangan dibayangkan transmigrasi ini bahwa mereka datang dari Jawa, lalu (ditugaskan) ke luar Jawa. Tidak,” ujar Iftitah.
Komcad transmigrasi adalah pasukan cadangan militer yang direkrut dari masyarakat sipil transmigran untuk mendukung tugas-tugas TNI. Mereka nantinya akan dilantik dan diberikan pangkat sesuai tingkat pendidikan, yakni tamtama bagi lulusan SMP, bintara untuk lulusan SMA, dan perwira untuk lulusan perguruan tinggi.
Menurut Iftitah, keberadaan komcad transmigrasi bukanlah bentuk militerisasi sipil, melainkan amanat Pasal 30 UUD 1945 tentang bela negara. Pasukan cadangan ini, lanjutnya, akan berperan menjaga keamanan wilayah, baik saat darurat perang maupun dalam menghadapi bencana alam.
“Kami menekankan juga pola pikir bahwa tentara cadangan ini nantinya harus fokus kepada seberapa banyak manusia yang bisa dilindungi dan diselamatkan dengan senjata itu,” katanya.
Adapun 306 calon peserta yang mengikuti seleksi berasal dari berbagai daerah, di antaranya Papua Selatan 27 orang, Kalimantan Tengah 68 orang, Lampung 32 orang, Sumba Timur (NTT) 50 orang, Buton Utara 20 orang, Bulungan (Kalimantan Utara) 19 orang, Sulawesi Barat 34 orang, serta perwakilan dari sejumlah provinsi lain.
Iftitah menambahkan, pemerintah menargetkan Kementerian Transmigrasi ke depan memiliki brigade komcad khusus untuk menjaga pertahanan di wilayah transmigrasi. Tidak hanya dari kalangan masyarakat, para pejabat di kementerian tersebut juga akan ikut bergabung.
“Sekarang baru satu batalyon, insya Allah tahun depan jadi satu brigade sesuai dengan ketersediaan anggaran yang kami miliki,” tutur politikus Partai Demokrat itu. (*)