Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sindir Keras Wacana Ekspansi Sukabumi

SUKABUMI – Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155, Rabu (10/9/2025), mendadak jadi sorotan publik. Hal itu terjadi setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melontarkan sindiran pedas sekaligus satire terkait wacana ekspansi wilayah antara Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Dengan gaya khas yang memadukan humor, bahasa Sunda, dan kritik tajam, Dedi menggambarkan tarik-menarik kepentingan dua daerah itu seperti “perang dingin” bahkan menyerempet ke kisah pewayangan.

Bacaan Lainnya

“Kota mah hayang ekspansi ka kabupaten. Ceuk kuring, geus boga senjata nuklir can? Ieu teh ngomong rasionalitas. Kota mah gampang, APBD na gede, masyarakat saeutik, ruas wilayah saeutik, duit mulek, bati na gedé. Tapi Ceuk Bupati mah, Aing harga diri. Kajeun perang Baratayudha, tibatan wilayah dicokot ku Astina,” ucap Dedi sambil setengah bercanda.

Baca Juga: KDM Sindir Anggaran Jalan Rp 150 Miliar di Kabupaten Sukabumi: Sampai Kiamat Enggak Bakal Beres!

Dalam terjemahan bebasnya, Dedi ingin menegaskan bahwa Kota Sukabumi dengan wilayah kecil memang lebih mudah dikelola, sedangkan Kabupaten Sukabumi yang luas harus menanggung beban pembangunan besar dengan kondisi jalan rusak, perumahan rakyat tak layak, dan angka kemiskinan yang tinggi.

“Kabupaten memang jalan masih banyak yang rusak, rumah rakyat banyak yang reyot, kemiskinan masih besar. Tapi daripada wilayah diambil kota, lebih baik kita bertahan. Itu harga diri!” tegasnya.

Baca Juga: Ayep Zaki Minta AMKS Kaji dan Pelajari Dulu Sebelum Speak Up Soal Wakaf

Dedi juga menyinggung bahwa fenomena serupa sudah terjadi di daerah lain seperti Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi. Ia mengingatkan, jika alasan ekspansi hanya untuk memudahkan pengelolaan infrastruktur, maka hal itu sekadar rasionalitas semu.

Tak hanya ekspansi, isu pemekaran juga disentil. Dedi mengingatkan bahwa pemekaran jangan dijadikan ajang perebutan kursi jabatan baru.

Baca Juga: Lahan Parkir di Kota Sukabumi Akan Segera Dilelang

“Lamun pemekaran, tong ukur mikiran jabatan anyar: calon bupati anyar, ketua DPRD anyar. Rakyat butuh pembangunan nyata, lain bancakan anggaran,” sindirnya.

Sindiran Gubernur Jabar itu disambut tawa sekaligus tepuk tangan hadirin. Namun di balik gaya satirenya, terselip pesan serius, tarik-menarik wilayah antara Kota dan Kabupaten Sukabumi bukan sekadar soal peta administrasi, melainkan soal harga diri, keadilan pembangunan, dan masa depan rakyat.

Paripurna Hari Jadi ke-155 pun berubah dari seremoni rutin menjadi panggung kritik keras. Dedi Mulyadi berhasil mengingatkan bahwa politik wilayah jangan sampai mengorbankan kesejahteraan masyarakat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *