Banjir Kritik, Kepala Dapur Ungkap Dampak Positif Program MBG di Sukabumi

SUKABUMI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa penerima, tetapi juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Salah satunya adalah meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan perputaran ekonomi di wilayah yang menjadi lokasi dapur produksi.

Hal ini diungkapkan Giyats Tulus, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau kepala dapur yang beroperasi di wilayah Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Menurutnya, program MBG membuka peluang kerja bagi warga setempat sekaligus mendorong produktivitas pelaku usaha lokal.

Bacaan Lainnya

“Dampak MBG perlu dilihat dari sisi lain. Jika dilaksanakan dengan baik, satu dapur bisa menyerap sekitar 47 tenaga kerja,” ujar Giyats, Selasa (23/9/2025).

Ia menjelaskan, para pekerja menerima upah rata-rata Rp2 juta per bulan dan gaji diberikan setiap dua minggu sekali. Hal ini membantu meningkatkan kesejahteraan warga yang terlibat dalam proses produksi makanan.

Selain menyerap tenaga kerja, program MBG juga memberikan efek positif pada ekonomi kerakyatan. Kebutuhan bahan makanan yang terus-menerus diperlukan oleh dapur produksi mendorong para petani, nelayan, dan pelaku usaha lokal untuk lebih produktif.

“Persoalan ekonomi kerakyatan juga ikut terangkat. Petani dan nelayan di daerah bisa lebih produktif karena hasil produksinya terserap untuk memenuhi kebutuhan dapur MBG. Program ini memang ditujukan untuk siswa, tapi dampaknya dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” jelasnya.

Terkait kritik yang muncul terhadap program MBG, Giyats menilai hal tersebut wajar. Namun, ia berharap kritik yang disampaikan bersifat objektif dan bertujuan untuk perbaikan program.

“Banyak kritik yang muncul, itu tidak masalah, asalkan kritiknya objektif dan membangun,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *