Cerita Haru di Balik Program MBG di Cileunyi: Murid SD Rela Simpan Jatah untuk Orang Tua

Program MBG Cileunyi

BANDUNG – Saat sejumlah sekolah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) digemparkan oleh kasus keracunan massal usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), kondisi berbeda justru terlihat di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Program MBG di wilayah ini berjalan aman, lancar, bahkan menyimpan kisah yang menyentuh hati.

Kisah itu datang dari SDN 2 Sukahati, Jalan Ciguruwik, Desa Cinunuk, Cileunyi. Seorang siswi kelas 3 bernama Revani Oktavia memilih tidak menyantap jatah MBG di sekolah, melainkan ingin membawanya pulang untuk orang tuanya.

Bacaan Lainnya

“Pak, MBG untuk saya akan dibawa ke rumah saja ah, untuk mamah dan bapa, kebetulan mamah lagi sakit. Saya hanya makan buah-buahannya saja,” ucap Revani kepada gurunya, Tisna Sunjaya, Rabu (24/9/2025).

Mendengar permintaan itu, Tisna yang juga penanggung jawab MBG di sekolah tersebut langsung membantu memindahkan menu MBG dari wadah stainless ke tempat yang dibawa Revani dari rumah.

“Ya, ada saja cerita menarik. Ada murid yang lahap makan dan minta tambah, ada yang menyisakan, ada juga yang hanya makan buah, dan ada yang memilih membawa pulang seperti Revani,” tutur Tisna.

Menurut Tisna, SDN 2 Sukahati memiliki 354 siswa penerima MBG. Pihak sekolah sejak awal menyarankan agar murid membawa wadah dari rumah, sehingga menu yang tidak habis bisa disimpan atau dibawa pulang.

“Ini juga supaya menghindari makanan terbuang, karena selera anak-anak berbeda. Selain itu, murid-murid juga bisa menuliskan masukan menu yang diinginkan untuk kami koordinasikan ke dapur MBG,” jelasnya.

Hingga saat ini, program MBG di sekolah tersebut berlangsung aman tanpa ada keluhan. Dapur  Sppg Cileunyi Cimekar 2
Yayasan Delta Exact Cendekia yang menjadi mitra penyedia, rutin menyajikan menu bervariasi mulai dari ayam katsu, telur rendang, tempe bacem, sayur sop, buah segar (lengkeng, anggur, stroberi, jeruk, pisang), hingga susu kemasan.

Cerita Revani dibenarkan ayahnya, Heri (45), warga Kampung Cipondoh Girang, Desa Cinunuk. Ia mengaku kerap melihat anaknya pulang membawa jatah MBG.

“Betul, anak saya sering bawa MBG pulang untuk dimakan bersama keluarga. Katanya ingat sama mamahnya yang sedang sakit,” kata Heri, yang sehari-hari bekerja serabutan.

Tak hanya Revani, kakaknya Parhan Juliansah yang duduk di kelas 4 SD juga kadang membawa pulang jatah MBG.

“Ya, MBG itu dimakan di rumah bareng keluarga. Mereka memang selalu berangkat ke sekolah bawa wadah,” tutup Heri. (Chen)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *