Bikin Ngakak! Cara Kaya Mendadak, Cuma Modal Burung Gagak!

BANDUNG,- Pernah mendengar tentang ritual pesugihan Sate Gagak? Meski tidak memiliki asal-usul yang terdokumentasi secara tertulis, tradisi ini berkembang lewat cerita lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pesugihan Sate Gagak tersebar di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa, seperti Banyuwangi dan Jember di Jawa Timur serta daerah pesisir Jawa Tengah dan juga ditemukan dalam kisah-kisah mistis dari Sulawesi hingga Sumatra.

Bagaimana Sebenarnya Proses Ritual Pesugihan Sate Gagak Dilakukan? Setelah menyembelih gagak, daging burung tersebut diolah menjadi sate layaknya hidangan biasa. Namun, sate ini tidak dijual di warung atau rumah makan seperti pada umumnya.

Sebaliknya, prosesi pembakaran sate dilakukan di tempat-tempat yang dianggap memiliki energi gaib tinggi, seperti kuburan tua, hutan angker, atau lokasi keramat lainnya.

Waktu pelaksanaan pun biasanya pada malam-malam yang diyakini saat tirai dunia nyata dan alam gaib menipis, seperti malam Jumat Kliwon atau malam 1 Suro. Yang menarik dan menyeramkan, pembeli dari sate tersebut bukanlah manusia.

Berbagai kesaksian menyebutkan kemunculan makhluk halus seperti Genderuwo, sosok besar berbulu lebat dan bertaring atau Kuntilanak. Mereka diyakini datang untuk “membeli” sate tersebut dan membayar dengan jumlah yang tak terbatas, sesuai permintaan si pelaku.

Sebagai bagian dari syarat utama, pelaku harus menjalankan ritual ini dalam keadaan telanjang bulat, sebagai bentuk penyerahan total kepada kekuatan supranatural yang terlibat dalam perjanjian tersebut.

Terinspirasi dari fenomena ini, Cahaya Pictures menghadirkan Film Pesugihan Sate Gagak, sebuah komedi klenik absurd tentang tiga sahabat yang nekat cari cuan lewat jalur supranatural.

Film ini Disutradarai oleh Komika Dono Pradana, Berkolaborasi dengan Sutradara Etienne Caesar

“Lewat film ini, saya cuma mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa; dan ternyata, ada juga pesugihan yang tumbalnya bukan manusia. Kalau film horor lain bertabur artis papan atas, film ini justru bertabur hantu-hantu papan atas se-Indonesia,” kata Dono Pradana, Sutradara Film Pesugihan Sate Gagak dalam keterangan resminya, Rabu (23/7/2025).

Dono Pradana adalah komika, penyiar, dan aktor yang dikenal lewat pendekatan komedi khas Jawa Timur. Karirnya dimulai dari komunitas Stand Up Indo Surabaya hingga masuk ke 14 besar Stand Up Comedy Academy di Indosiar. Namanya semakin dikenal lewat serial dokumenter Bondo Wani (2019), dan sederet peran di Yowis Ben the Series, Lara Ati dan Sekawan Limo.

Sementara itu, Etienne Caesar (EC) adalah nama yang sudah lama berkecimpung di berbagai peran dalam perfilman Indonesia. Mulai terjun ke industri sejak 2007, EC menjadi co-director film Cinta Tak Seindah Drama Korea yang tayang tahun lalu.

EC menambahkan, “Pesugihan sudah jadi bagian dari budaya lisan kita, tapi lewat film ini kami melihatnya dari sisi yang absurd dan jenaka. Karena ya… sesuatu yang instan nggak akan kasih hasil maksimal. Proses kreatifnya juga gila — kami ingin penonton bisa takut dan tertawa di saat yang sama.”

Film Pesugihan Sate Gagak, akan diramaikan deretan komika dan pelawak senior. Ardit Erwanda, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Nunung, Firza Valaza, Arief Didu, dan Ence Bagus, semuanya tampil total dalam proyek ini. Satu-satunya pemain non-komika adalah Yoriko Angeline, yang justru jadi penyeimbang di tengah kekacauan karakter.

“Waktu pertama dengar judulnya, Pesugihan Sate Gagak, saya mikir. Ini pesugihannya yang makan sate, atau burung gagaknya yang buka lapak?” ujar Ardit Erwanda, salah satu pemain utama Film Pesugihan Sate Gagak

“Tapi justru dari keanehan itu saya langsung tertarik. Premisnya segar dan absurd jualan sate ke setan itu udah lucu duluan di kepala,” tambahnya.

Film Pesugihan Sate Gagak mengikuti kisah tiga sahabat yakni Anto, Dimas, dan Indrayang, di tengah tekanan hidup yang makin pelik, nekat menempuh jalan pintas, menjual sate untuk setan demi Harta, Tahta dan Wanita. Terdengar ngawur? Memang.

Diproduseri oleh Aoura Lovenson Chandra dan Fauzar Nurdin
Dijadwalkan tayang di bioskop tahun 2025, film ini siap mengajak penonton tertawa dan mungkin, agak sedikit ngeri.

Produser Aoura Lovenson Chandra mengatakan bahwa meski memiliki sentuhan horor, film ini tidak akan membuat penonton ketakutan saat di dalam bioskop.

“Bisa dikatakan bahwa 70% dari film ini adalah komedi, dan 30% sisanya berunsur klenik. Tujuan kami, sederhana, membuat
penonton tertawa lepas dan melupakan sejenak masalah di luar sana,” kata Aoura.

Cahaya Pictures hadir membawa semangat baru dalam industri film Indonesia, dengan komitmen menghadirkan cerita-cerita yang menghibur sekaligus relevan dan dekat dengan kehidupan penonton. Sebagai perusahaan afiliasi BASE Entertainment, setiap film dan proyek Cahaya Pictures berakar pada nilai-nilai kehidupan, budaya, serta kearifan lokal masyarakat Indonesia.

Film Pesugihan Sate Gagak menjadi salah satu wujud nyata dari visi tersebut, melalui kolaborasi bersama para mitra kreatif: PK Films, Laspro Media Sinema, IFI Sinema, dan Arendi Cipta Internasional. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *