CIANJUR-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja menggencarkan sosialisasi Program Bangga Kencana di Pondok Pesantren Tauhidul Afkar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini disambut antusias oleh para santri, pengasuh pesantren, tokoh masyarakat, serta warga sekitar, Minggu (27/8/2025).
Anggota Komisi IX DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, mengungkapkan bahwa Bangga Kencana adalah program strategis untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat, berkualitas, dan berdaya. Ia menyoroti pentingnya pemenuhan gizi untuk mencegah stunting dan menjaga kesehatan mental generasi muda.
“Stunting itu bukan hanya soal tubuh pendek, tetapi akibat dari kekurangan gizi, termasuk rendahnya kadar hemoglobin. Kesehatan keluarga harus dijaga, tidak hanya fisik, tetapi juga mental,” ujar Neng Eem.
Ia juga menekankan perlunya proteksi terhadap anak dan remaja di lingkungan pesantren dari ancaman kekerasan seksual. Menurutnya, pendidikan dan pengasuhan yang tepat menjadi kunci utama.
“Pesantren kini menghadapi tantangan besar. Kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak-anak dari kekerasan seksual sejak dini,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Adang Syamsul Hadi, Ketua Tim Pengorganisasian Lini Lapangan BKKBN, memperkenalkan beberapa program unggulan Bangga Kencana yang menyasar seluruh kelompok usia dan peran dalam keluarga. Di antaranya:
Program Ayah Teladan, untuk meningkatkan peran aktif ayah dalam mendidik anak,
Bina Keluarga Balita (BKB), yang membekali ibu dengan pengetahuan soal pola asuh dan gizi,
GENRE (Generasi Berencana), yang membina remaja agar menjauhi perilaku berisiko.
Adang juga menyampaikan bahwa orang tua harus proaktif memantau tumbuh kembang anak, dan masyarakat perlu memahami pentingnya usia ideal menikah, yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, demi mencegah risiko stunting dan masalah sosial lainnya.
Sementara itu, Ida Parida Setiawati, Penata Kependudukan dan KB Ahli Muda, menegaskan bahwa perencanaan keluarga adalah bentuk tanggung jawab, bukan penolakan terhadap rezeki.
“Remaja hari ini adalah orang tua masa depan. Mereka harus dijauhkan dari seks bebas, narkoba (NAPZA), dan HIV/AIDS agar kelak bisa menjadi orang tua hebat dan lansia yang sehat,” tutur Ida.
Kegiatan ini ditutup dengan yel-yel semangat dari seluruh peserta, menggema di halaman pesantren, “Dua Anak Sehat…!!!” (*)