TASIKMALAYAKU.ID – Di tengah jalan rusak yang menghubungkan perkampungan RW 09 Sambong Peuntas menuju Jalan Raya Gubernur Sewaka, Kota Tasikmalaya, berdiri tegak sebatang pohon pisang. Bukan ditanam untuk dipanen, bukan pula sebagai hiasan. Ia tumbuh sebagai peringatan, “Berhati-hatilah, bahaya mengintai!”
Warga menanamnya bukan untuk melawan, tapi untuk menjaga. Karena mereka tahu, jika tak ada yang bertindak, bisa jadi tanah itu akan amblas bersama nyawa yang melintas di atasnya.
“Ini bukan aksi protes, ini penanda bahaya,” ujar Dedi Carmedi, Ketua RW 09, dengan suara berat, (13/5/2025).
Jalan itu bukan sekadar akses, tapi urat nadi warga. Namun, tanah di bawahnya kini rapuh. Aliran deras dari saluran Cikunten, yang tak lagi mampu dikendalikan, menggerus pondasi jalan sedikit demi sedikit.
“Saluran air itu pernah meluap, membawa lumpur setebal hampir setengah meter. Kami bersihkan sendiri, bergotong royong, demi keselamatan,” kenang Dedi.
BACA JUGA : Terima Kasih, Papa Victor! 6 Musim dan 2 Trofi Bersama Persib Bandung
Saat hujan mengguyur deras, rasa cemas menjelma nyata. Warga tak bisa tidur tenang, takut jalan benar-benar runtuh, menimbulkan tragedi yang tak diinginkan. Kendaraan berat dari pabrik terus berlalu-lalang, menambah beban pada jalan yang sekarat itu.
“Kami sudah laporkan ke DPUTR dan BBWS. Kami mohon, segeralah bertindak sebelum terlambat,” pinta Dedi, setengah memohon, setengah berharap.
Dan akhirnya, secercah harapan pun datang. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan DPUTR Kota Tasikmalaya, Hery Nugraha, mengonfirmasi bahwa laporan warga telah diterima. “Insyaa Allah besok akan kami tangani,” ujarnya singkat.
Namun, warga tahu, waktu bukan sekadar soal hari esok. Setiap menit yang berlalu adalah pertaruhan. Pohon pisang itu tetap berdiri – sebagai peringatan, sebagai simbol perjuangan, dan sebagai harapan yang belum pudar. (*)
The post Bukan Protes! Warga Sambong Tanam Pohon Pisan di Tengah Jalan, Tapi Seruan: Tolong Perbaiki Jalan Kami first appeared on Tasikmalaya Ku.