SUKABUMI – Buya Yahya mengatakan bunuh diri merupakan salah satu perbuatan yang mendapat kecaman keras dalam ajaran Islam. Tindakan ini tidak hanya merenggut nyawa sendiri, tetapi juga berimplikasi serius dalam pandangan syariat. Dalam salah satu kajian dakwahnya, ulama asal Cirebon, Buya Yahya, menyampaikan penegasan bahwa bunuh diri termasuk dosa besar yang dapat mengancam keselamatan pelakunya di akhirat.
“Bunuh diri bukan perkara ringan. Bisa jadi orang yang bunuh diri tidak kenal Allah, bahkan tidak percaya pada kekuasaan-Nya. Naudzubillah, ini bisa menyeret kepada kemurtadan,” ujar Buya Yahya dalam sebuah tayangan dakwah yang tersebar di media sosial.
Dihukum Berdasarkan Keadaan Lahiriah
Meski demikian, Buya Yahya menjelaskan bahwa secara lahiriah (dhohir), seorang Muslim yang bunuh diri tetap diperlakukan sebagaimana Muslim lainnya. Ia tetap dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dimakamkan di pemakaman Islam. Hal ini karena status keislamannya tidak hilang secara hukum duniawi, kecuali ada bukti nyata bahwa yang bersangkutan telah keluar dari Islam sebelum meninggal.
Baca Juga : Puncak Peuyeum, Negeri di Atas Awan Favorit Camping Sukabumi
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tindakan bunuh diri bisa menunjukkan putus asa terhadap rahmat Allah, yang dalam Islam merupakan bentuk kesalahan aqidah. “Ketika seseorang merasa Allah tidak mampu menolongnya, itu bukan lagi sekadar dosa, tetapi sudah menyentuh urusan iman,” tegasnya.
Perbedaan Pandangan Ulama
Dalam khazanah keilmuan Islam, ulama berbeda pendapat mengenai nasib akhirat pelaku bunuh diri:
-
Sebagian ulama menafsirkan hadits Nabi Muhammad SAW secara literal, yang menyebutkan bahwa pelaku bunuh diri akan disiksa di neraka dengan cara yang sama sebagaimana ia mengakhiri hidupnya, dan “kekal” di dalamnya. Mereka berpendapat bahwa pelaku bunuh diri bisa kekal di neraka jika sampai meninggal dalam keadaan murtad.
-
Mayoritas ulama (jumhur) berpendapat bahwa pelaku bunuh diri tetap dianggap Muslim, selama tidak disertai dengan keyakinan kufur. Ia berdosa besar, namun tidak kekal di neraka, karena hakikatnya masih di bawah kehendak Allah.
Baca Juga : Menikmati Keindahan Alam Sukabumi: Hamparan Kebun Teh dan Pesona Gunung Gede Pangrango
Pendapat ini mengacu pada ayat Al-Qur’an dalam surat An-Nisa ayat 48:
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa yang selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Konteks Sosial dan Spiritualitas
Fenomena bunuh diri sering kali dikaitkan dengan tekanan mental, depresi, atau hilangnya harapan hidup. Dalam hal ini, ulama dan tokoh agama seperti Buya Yahya menyerukan pentingnya menjaga iman, menguatkan akidah, dan tidak menjauh dari pertolongan Allah.
Buya Yahya mengingatkan umat Islam agar tidak meremehkan dosa bunuh diri, apalagi menganggapnya sebagai jalan keluar dari masalah hidup. Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih memperkuat dukungan spiritual dan sosial kepada orang-orang yang mengalami tekanan mental.
“Jangan main-main dengan nyawa. Jangan bermain-main dengan iman. Kenali Allah, percaya kepada-Nya. Siapa yang mengenal Allah, tidak akan bunuh diri,” ucap Buya Yahya dalam penutup ceramahnya.(Sei)
The post Buya Yahya: Bunuh Diri Bisa Seret ke Neraka, Ulama Berbeda Pendapat soal Status Iman first appeared on Sukabumi Ku.