Camat Jampangkulon Tinjau UMKM Opak Jampang, Warisan Kriuk Khas Pajampangan yang Mendunia

SUKABUMI – Pemerintah Kecamatan Jampangkulon terus mendorong penguatan ekonomi kerakyatan melalui sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada Selasa (27/05/2025), Camat Jampangkulon, Dading S. Pd, KP, didampingi Kasi Pemerintahan Kecamatan, Rusmaya, meninjau langsung aktivitas pelaku UMKM pembuat Opak Jampang di Desa Padajaya dan Desa Mekarjaya.

Wilayah Pajampangan, khususnya Jampangkulon, dikenal luas dengan camilan tradisional khasnya: Opak Jampang. Camilan renyah berbahan dasar ketan ini menjadi ikon kuliner lokal yang kini semakin mendapat tempat di hati masyarakat, bahkan di luar wilayah Sukabumi.

Camat Dading mengatakan, kunjungan ini sebagai bentuk dukungan kepada pelaku UMKM yang telah menjaga tradisi turun-temurun dan sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi desa.

“Opak Jampang ini awal mulanya dari Jampangkulon. Di Desa Padajaya misalnya, saya temui para pelaku UMKM yang sudah terbiasa memproduksi opak sebagai usaha warisan keluarga. Ini potensi besar yang harus terus dikembangkan,” ungkapnya.

Baca Juga: Sosialisasi Roko Ilegal di Surade, Bea Cukai dan Satpol-PP Kabupaten Sukabumi Ajak Masyarakat Perangi Roko Ilegal

Dading juga mendorong pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi, baik dari sisi kemasan maupun pemasaran, agar nilai jual Opak Jampang bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

“Jangan sia-siakan keterkenalan Opak Jampangkulon. Dengan terus berinovasi, kita bisa naik kelas, bahkan masuk ke pasar menengah ke atas,” ujarnya optimistis.

Tak kurang dari 20 pelaku UMKM di Kecamatan Jampangkulon yang memproduksi aneka makanan khas seperti Opak Ketan, Opak Sampeu, Ranginang, Kicimpring, Gula Merah, Gurandil, Kolontong, Nasi Oyek, dan lainnya. Salah satunya adalah Saodah, pengrajin Opak Jampang asal Padajaya yang telah menekuni usaha ini selama 30 tahun.

“Opak Jampang ada dua rasa: manis dan asin. Yang manis disebut Opak Kembung, yang asin disebut Opak Rangu. Keduanya renyah dan tahan lama meski tanpa bahan pengawet, asal disimpan dalam wadah kedap udara,” jelasnya.

Menurutnya, yang membedakan Opak Jampang dengan opak daerah lain adalah cara memasaknya. Jika umumnya digoreng, maka Opak Jampang dimasak dengan cara dibakar. Bahan utamanya pun ketan berkualitas tinggi dengan banyak parutan kelapa agar terasa gurih alami.

Dalam kesempatan itu, Saodah juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah.

Baca Juga: Pelajar SMK di Sukabumi Jadi Korban Pembacokan, Polisi Buru Tiga Pelaku OTK

“Kami butuh dukungan terutama soal permodalan, agar usaha ini bisa berkembang lebih besar. Jangan hanya dijual ke pengecer oleh-oleh lokal, tapi bisa masuk ke pasar regional bahkan nasional,” pintanya.

Untuk harga, opak dijual Rp 15.000 per kantong secara eceran, dan Rp 10.000 untuk pengecer. Produk lainnya seperti Ranginang Ketan Hitam, Gurandil, dan Kolontong juga dijual di kisaran harga yang sama.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, harapan besar tertumpu pada kemajuan industri rumahan khas Pajampangan ini. Opak Jampang bukan sekadar camilan, melainkan identitas rasa dan budaya masyarakat Sukabumi Selatan. (Ndiw)

The post Camat Jampangkulon Tinjau UMKM Opak Jampang, Warisan Kriuk Khas Pajampangan yang Mendunia first appeared on Sukabumi Ku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *