SUKABUMI – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan situasi menegangkan dimana seorang pria harus memanjat pohon karena bertemu dengan harimau liar. Video harimau itu bahkan jadi bahan berita di beberapa media online, hingga ada yang menyebutkan terjadi di Sukabumi.
Video harimau dengan durasi 39 detik diunggah akun Tiktok @mrijal9695. Konten tersebut sudah ditonton lebih dari 1,2 juta kali dan mendapatkan lebih dari 86 ribu like hingga Jumat siang (10/10/2025).
Dengan dialek Sunda, pria dalam video terlihat merekam dari atas pohon dengan rasa takut. Video kemudian beralih memperlihatkan seekor harimau sedang mondar mandir di bawah pohon.
Baca Juga: Dampak Gempa M 7,4 Filipina, Tsunami Minor Terjang Pesisir Talaud Sulawesi Utara
“Euh gawat euy! iye teh teu bisa turun teka di hadapna Aya nunuan aduh ieuna. Kumaha deka bingung arek turun aing aya nunuan pakarekeun seumur hidup aing ningali nu kitu geura tingali tuh bos handap nyir tempo geura (Gawat banget, aku nggak bisa turun, ada tanda di bawah, aduh. Kok aku bisa bingung mau turun, seumur hidup aku lihat itu, lihat itu, bos, lihat itu)” ujarnya pria dalam video.
Video itu viral dan menjadi bahan pemberitaan di beberapa situs dan akun media sosial media online. Bahkan ada yang menyebutkan video direkam di Sukabumi.
Penelusuran Fakta dan Kesimpulan
Redaksi sukabumiku.id menelusuri kebenaran dari video tersebut. Penelusuran mengarah pada sejumlah konten video di media sosial yang berisi klip yang sama dengan yang diunggah akun @mrijal9695.
Potongan video harimau itu juga ditemukan pada unggahan akun instagram @krizzguy. Video diunggah pada 9 Juni 2025 dimana pria dalam video berbicara dalam dialek Bahasa Jawa.
Di situs Youtube, video yang sama juga dijadikan bahan konten oleh beberapa kreator luar negeri. Diantaranya seperti yang diunggah kreator asal Bangladesh @afajvaiofficial2671
Baca Juga: Letkol Inf Agung Ariwibowo Gantikan Letkol Kav Andhi Ardana Valeriandra, Pimpin Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi
Video @mrijal9695 nampaknya dibuat untuk kebutuhan konten. Konten yang diunggah adalah hasil editan, gabungan video berbeda lokasi dan waktu perekaman.
Sementara berita yang menyebutkan video direkam di Sukabumi dapat dipastikan hoax. Terlebih pemberitaan hanya mencantumkan komentar warganet yang menyebutkan video direkam di Sukabumi.