Detik Haru di Hari Santri, Jemaah di Sukahening Wafat Saat Dengarkan Tausiah

TASIKMALAYA – Suasana haru menyelimuti kegiatan pengajian jelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Desa Calingcing, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Seorang jemaah bernama Kang Mud meninggal dunia saat tengah mengikuti pengajian pada acara tersebut, Selasa (21/10/2025).

BACA JUGA : Mobil Dinas Pemerintah Desa Cisayong Raib Digondol Pencuri Dini Hari

Penceramah dalam kegiatan itu, Raden Syair Langit atau yang akrab disapa Abah, menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya almarhum di tengah majelis ilmu.

“Alhamdulillah, usai ngisi tausiah memperingati Hari Santri Nasional 2025, dan kodo dan kodar Allah, saat acara ada jemaah yang meninggal dunia. Padahal sebelumnya beliau sehat walafiat,” ujar Abah Raden Syair Langit.

Abah mengatakan, wafatnya seseorang saat berada di majelis ilmu merupakan kematian yang penuh kemuliaan di sisi Allah SWT.

Detik-Detik Jemaah Wafat Saat Pengajian Hari Santri Nasional di Calingcing Sukahening. Foto: istimewa

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Mudah-mudahan almarhum diterima iman Islamnya, diampuni dosanya, dan Allah jadikan ahli surga. Ini adalah salah satu kematian yang dirindukan oleh orang beriman, karena meninggal dalam keadaan dekat dengan Allah,” tuturnya.

Menurutnya, Kang Mud meninggal dalam keadaan sedang mengaji, sehingga termasuk golongan orang yang syahid.

“Beliau wafat saat pengajian, sedang mencari ilmu, dan dalam momentum peringatan Hari Santri Nasional. Itu kematian yang dirindukan,” ucapnya.

Penceramah asal Ciamis itu menambahkan, setiap manusia tentu berharap bisa meninggal dalam keadaan baik dan penuh keberkahan.

“Saya pun berharap bisa wafat dalam keadaan bersujud seperti Guru Agung Syekh Siti Jenar,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Calingcing, Maman Rustaman, S.H.I, menyampaikan bahwa kegiatan pengajian kali ini merupakan pengajian rutin bulanan Desa Calingcing yang bertepatan dengan momentum Hari Santri Nasional.

“Pengajian bulanan minggu kedua bulan ini memang kami kaitkan secara khusus dengan peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025,” jelasnya.

Ia berharap, peringatan Hari Santri Nasional dapat menjadi motivasi bagi generasi muda di Desa Calingcing untuk semakin mencintai Al-Qur’an dan dunia pesantren.

“Semoga Hari Santri Nasional menjadi dorongan bagi anak-anak Calingcing agar berminat mengaji di pesantren, sehingga terbentuk generasi berakhlakul karimah,” pungkasnya. (rzm)

The post Pengajian Berubah Haru, Jemaah di Calingcing Sukahening Wafat Saat Dengar Tausiah Hari Santri first appeared on Tasikmalaya Ku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *