Diterpa Cuaca Ekstrem, Belasan Rumah di Sukabumi Rusak Parah!

SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Sukabumi menyebut cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa hari terakhir menyebabkan belasan rumah rusak. Hujan deras dan angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang, dan tanah longsor di beberapa titik.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, wilayah yang paling terdampak adalah Kecamatan Gunungpuyuh, terutama di Kelurahan Karangtengah.

Bacaan Lainnya

Di kawasan Jalan Pasir Pogor dan Jalan Karangtengah, sebanyak 18 rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat. Sebagian besar dinding dan atap rumah warga dilaporkan rusak diterpa angin kencang.

Baca Juga: Miris! Pekerja Pria di Kabupaten Sukabumi Cuma 30 Persen, Kaum Hawa Dominasi Industri

“Hasil asesmen sementara menunjukkan kerusakan cukup merata, terutama di wilayah Karangtengah,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Jumat (17/10).

Selain kerusakan rumah, dua pohon besar jenis pete dan rambutan tumbang di Kelurahan Karamat setelah tanah di sekitar bantaran irigasi terkikis air hujan. Petugas gabungan dari BPBD, relawan, dan aparat kecamatan langsung mengevakuasi batang pohon untuk membuka kembali akses jalan yang sempat tertutup.

Sementara itu, tanah longsor terjadi di Kampung Babakan Jampang, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole. Longsoran berupa rumpun bambu menutup sebagian aliran anak sungai. Menurut BPBD, tidak ada warga yang harus dievakuasi karena kondisi masih terkendali.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi di Disporapar Kota Sukabumi Jadi Warning Bagi Semua SKPD

“Luas area terdampak sekitar 13 meter panjang, 3 meter lebar, dan tinggi 8 meter,” kata Novian.

BPBD terus melakukan pemantauan di lapangan dan berkoordinasi dengan aparat di wilayah untuk memastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan tambahan. Pihaknya juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring intensitas hujan yang meningkat.

“Segera melapor jika melihat tanda-tanda bahaya, terutama di wilayah rawan longsor dan genangan air,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *