Kasus Pencabulan di Kadudampit, Pemkab Sukabumi Turun Tangan Setelah Keluarga Korban Diintimidasi

SUKABUMI – Keluarga balita yang jadi korban pencabulan di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi mengaku mendapat tekanan dan intimidasi dari pihak yang diduga masih berkaitan dengan terduga pelaku. Pengakuan tersebut mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten SUkabumi yang segera mnenurunkan tim untuk menanganinya.

Terduga pelaku, pemuda berinisial SI (19), telah diamankan oleh kepolisian pada Jumat (1/11/2025). Kasus ini terungkap setelah korban mengeluh kesakitan pada bagian tubuhnya.

Namun, situasi belum mereda karena keluarga korban mengaku akses jalan menuju rumah mereka dirusak dan dipagari oleh sejumlah orang yang diduga keluarga pelaku.

Baca Juga: Kasus Dugaan Perundungan di Cikembar, Disdik Kabupaten Sukabumi Ingatkan Peran Orang Tua dan Guru

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menegaskan bahwa pemerintah daerah akan memberikan pendampingan penuh bagi korban dan keluarganya melalui dinas terkait.

“Nanti yang pendampingan bisa kita tugaskan DP3A,” kata Ade di Pendopo Sukabumi, belum lama ini.

Menurutnya, bantuan awal akan difokuskan pada pemulihan psikologis korban. Sementara pendampingan hukum sedang dibahas lebih lanjut agar keluarga mendapat perlindungan secara menyeluruh.

Ade juga menginstruksikan Camat Kadudampit untuk memantau kondisi di lapangan dan memastikan situasi tetap kondusif. “Saya sudah nugaskan dulu camat,” ujarnya.

Baca Juga: Polres Sukabumi Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana, Personel Diminta Siaga Penuh

Sementara itu, keluarga korban menyampaikan bahwa mereka hidup dalam tekanan pasca penangkapan SI. Sang ibu mengatakan jalan menuju rumah mereka dirusak dan dipagari hanya sehari setelah pelaku ditangkap.

“Kami hidup dalam tekanan. Anak saya trauma, sementara kami pun tak bisa hidup tenang,” ungkap SH, ibu korban.

Kasus ini kini ditangani Polres Sukabumi Kota. Terduga pelaku dijerat Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.

Pemerintah dan pihak keamanan masih berupaya menjaga situasi agar tidak melebar menjadi konflik sosial di lingkungan setempat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *