Legenda PERSIB Henkie Timisela Tutup Usia, Gol dan Jiwanya Tak Pernah Padam

Legenda PERSIB Henkie Timisela

Bandung – Henkie Timisela tercatat sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah PERSIB dan sepakbola Indonesia. Lahir pada 22 November 1937, ia dikenal sebagai penyerang tajam era 1960-an, jebolan UNI Bandung, dengan ciri khas kelincahan, kecepatan, serta naluri gol yang mematikan.

Sepanjang kariernya, namanya kerap ditulis dalam berbagai versi—Henky, Hengki—namun bagi keluarga besar PERSIB dan sepakbola tanah air, satu hal tidak pernah berubah: Henkie Timisela adalah sosok legenda sejati yang jasanya akan selalu dikenang.

Bacaan Lainnya

Pada Jumat, 26 September 2025, kabar duka datang. Henkie Timisela meninggal dunia di Jakarta pada usia 87 tahun. Sehari setelahnya, jenazah dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi PERSIB, Tim Nasional Indonesia, dan seluruh pencinta sepakbola.

Deputy CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan, menyampaikan belasungkawa.

“Atas nama klub, PERSIB menyampaikan ucapan duka cita mendalam. Kami merasa sangat kehilangan sosok legendaris yang bukan hanya berkontribusi besar untuk PERSIB, tapi juga untuk Timnas dan sepakbola Indonesia secara keseluruhan,” tuturnya.

Henkie merupakan bagian dari keluarga besar Timisela yang identik dengan lini depan PERSIB dan Tim Nasional. Empat bersaudara dari klan ini mengukir jejak: Freddy di era 1950-an, Henkie dan Pietje di 1960-an, serta Max di 1970-an. Mereka dikenal sebagai generasi emas yang membawa semangat dan warna berbeda bagi PERSIB dan sepakbola Indonesia.

Bersama adiknya, Pietje, Henkie turut membawa PERSIB menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI 1959/1961. Tim Maung Bandung ketika itu diperkuat nama-nama besar seperti kiper Simon Hehanusa, Ade Dana, Omo Suratmo, Wowo Sunaryo, Ishak Udin, Ilyas Hadade, Sunarto, Rukma Sudjana, Fatah Hidayat, Suhendar, Parhim, hingga Thio Him Tjiang. Mereka adalah simbol kejayaan sepakbola Bandung di panggung nasional.

Salah satu momen paling berkesan dari Henkie terjadi pada laga penentuan juara di Semarang, 1 Juli 1961. Saat itu, ia mencetak gol ke gawang Persija Jakarta dalam kemenangan 3-1 yang memastikan gelar Kejurnas PSSI 1959/1961. Dua gol lainnya dicetak oleh Wowo Sunaryo. Gol Henkie menjadi tonggak penting yang mengukuhkan PERSIB sebagai kekuatan besar di sepakbola Indonesia.

Pada masa jayanya, Henkie dijuluki “Wonder Boy Sepakbola Indonesia”, gelar yang mencerminkan bakat, keberanian, dan pesonanya di lapangan. Namun di luar lapangan, ia dikenal sederhana, rendah hati, dan selalu memberi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Kini, sang legenda telah berpulang. Namun semangat, dedikasi, dan kecintaannya pada PERSIB serta Timnas Indonesia akan selalu menjadi warisan berharga. Jejaknya mengingatkan bahwa sepakbola bukan sekadar pertandingan, melainkan perjalanan hidup, pengabdian, dan sumber inspirasi.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *