JABARKU.ID – Fenomena penggantian bendera Merah Putih di kendaraan, khususnya truk, dengan simbol-simbol lain mendapat sorotan. Petinggi Dewan Etik DPP Partai Golkar, Faisal Haris, menilai aksi itu bukan sekadar pelanggaran, tetapi alarm keras dari publik.
“Merah Putih bukan milik segelintir. Merah Putih adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Mengganti atau menanggalkannya justru akan melemahkan semangat kebangsaan kita,” tegas Faisal.
Namun, ia mengingatkan pemerintah agar tidak merespons fenomena tersebut dengan langkah represif. Sebaliknya, perlu empati dan ruang dialog.
“Kita harus bertanya: apa yang membuat rakyat sampai berbicara lewat simbol? Apakah ada kebijakan yang tidak adil? Apakah mereka merasa tidak lagi memiliki saluran yang bisa dipercaya?” ujarnya.
Faisal menilai, menjaga kehormatan simbol negara itu penting. Tapi, lebih penting lagi menjaga kepercayaan rakyat terhadap negara. “Pendekatan keamanan tanpa pemulihan kepercayaan rakyat hanya akan memperlebar jarak,” katanya.
Pernyataan Faisal mencuat di tengah meningkatnya kegelisahan publik dan ekspresi sosial yang makin simbolik. Situasi ini terjadi seiring tekanan ekonomi dan kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat kecil. (*)
