Polisi Periksa Guru dan Teman Sekelas Siswi MTs di Cikembar yang Diduga Korban Bullying

SUKABUMI – Kepolisian Resor Sukabumi terus mendalami kasus kematian tragis seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, yang diduga berkaitan dengan perundungan di lingkungan sekolah.

Korban berinisial A (14) ditemukan tewas gantung diri di kamarnya pada Selasa malam, 28 Oktober 2025, sekitar pukul 23.15 WIB. Saat kejadian, korban hanya bersama ibu dan neneknya di rumah.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Sukabumi, Iptu Hartono, mengatakan penyelidikan masih berjalan dan pihaknya telah memeriksa sejumlah pihak, termasuk teman sekelas dan guru di sekolah korban.

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Teken MoU dengan Kejaksaan Negeri, Siap Terapkan Pidana Kerja Sosial Mulai Januari 2026

“Masi berjalan penyelidikan, semoga secepatnya ada peningkatan,” ujar Hartono dikonfirmasi sukabumiku.id, Selasa (04/11/2025).

Hartono mengatakan pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap secara tuntas apakah ada unsur bullying yang memicu peristiwa ini.

Menurut Hartono, penyidik juga tengah memastikan keaslian sepucuk surat tulisan tangan yang ditemukan di lokasi kejadian. Surat tersebut diduga ditulis korban sebelum mengakhiri hidupnya.

Isi surat yang kini menjadi barang bukti itu juga menunjukkan keinginan korban untuk pindah sekolah, namun niat itu terhalang kondisi ekonomi keluarganya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Melesat, Kemiskinan di Kota Sukabumi Turun ke 6,90%

Penyelidikan kasus ini berawal dari laporan keluarga korban ke Polres Sukabumi. Setelah menerima laporan, polisi langsung menurunkan tim untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa lingkungan sosial korban.

“Begitu laporan kami terima, penyelidikan langsung kami lakukan untuk memastikan kebenaran dugaan bullying,” kata Hartono.

Pihak sekolah tempat korban belajar pun telah menyatakan sikap kooperatif. Sejumlah guru akan turut dimintai keterangan guna mendalami dugaan adanya perundungan di lingkungan sekolah.

Kasus ini menyita perhatian publik karena kembali membuka luka lama soal kekerasan verbal dan sosial di sekolah yang bisa berdampak fatal pada anak-anak. Polisi mengimbau masyarakat, khususnya pihak sekolah dan orang tua, untuk memperkuat pengawasan serta pendampingan terhadap siswa agar kejadian serupa tidak terulang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *