SUKABUMI – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kisah Busairi, seorang pria dari Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo, Jawa Timur, menjadi pengingat akan makna kesederhanaan dan kebahagiaan.
Rumahnya mungkin hanya beralaskan tanah tanpa keramik, namun kisah hidupnya jauh dari kesan kekurangan.
Busairi adalah potret pria tangguh yang mampu menghidupi dua istri dan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, berbekal tekad dan kerja kerasnya sebagai kuli bangunan.
Baca Juga : Dari Sukabumi ke Tanah Suci, Ini Kisah Cecep Abdullah Pembersih Masjid yang Diundang Berhaji oleh Raja Arab
Rumah Busairi adalah rumah yang sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu, atapnya dari genteng, dan yang paling mencolok, lantainya masih berupa tanah.
Namun, bagi Busairi dan keluarganya, rumah itu adalah istana. Di sanalah kehangatan keluarga terjalin, tawa anak-anak memenuhi setiap sudut, dan rasa syukur selalu hadir dalam setiap langkah.
“Alhamdulillah, begini saja sudah cukup bagi kami. Rezeki itu bukan hanya soal materi, tapi juga kedamaian dan kebersamaan.” ujar Busairi dengan senyum tulus.
Baca Juga : Kisah Anggun Risdiana TKW Hongkong yang Dikontrak Seumur Hidup oleh Majikan
Yang menarik dari kisah Busairi adalah kemampuannya untuk berumah tangga dengan dua orang istri.
Sebuah keputusan yang tentu saja tidak mudah, namun Busairi menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan keadilan. Kedua istrinya, yang tinggal dalam satu atap, hidup berdampingan dengan rukun dan saling membantu.
Kunci keharmonisan mereka adalah komunikasi yang baik, saling pengertian, dan tentu saja, peran Busairi sebagai kepala keluarga yang bijaksana.
Baca Juga : Kisah Ummu Farid, TKW Indonesia yang Jadi Miliarder Usia Dinikahi Sultan Arab
Setiap hari, Busairi berangkat mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Pekerjaan yang menguras tenaga, namun tidak pernah menyurutkan semangatnya.
Dengan penghasilan yang tidak seberapa, ia harus memastikan kebutuhan kedua istrinya dan anak-anaknya terpenuhi. Sebuah tantangan besar yang berhasil ia hadapi dengan ketabahan dan keyakinan akan rezeki dari Tuhan.
Kisah Busairi telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa kebahagiaan tidak diukur dari kemewahan materi, melainkan dari rasa syukur, keikhlasan, dan kemampuan untuk menerima setiap karunia Tuhan.
Meskipun rumahnya beralaskan tanah, hati Busairi penuh dengan kekayaan, yaitu kekayaan cinta, kekayaan kesabaran, dan kekayaan iman.
Dari pelosok Situbondo, Busairi mengajarkan kita bahwa dengan kerja keras, tanggung jawab, dan keikhlasan, setiap tantangan hidup dapat dihadapi. Dan bahwa, di tengah kesederhanaan, kebahagiaan sejati dapat ditemukan.(Sei)
The post Pria Asal Situbondo Ini Miliki Dua Istri Meski Hidup Miskin first appeared on Sukabumi Ku.