SUKABUMI – Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, kembali menjadi sorotan dan didesak minta maaf setelah insiden yang terjadi di Balaikota Sukabumi belum lama ini. Ayep disebut-sebut melontarkan kata-kata binatang di depan Pimpinan DPRD Kota Sukabumi, diduga gara-gara pembentukan Panitia Kerja atau Panja Wakaf.
Kendati informasi detil tidak disampaikan terbuka dalam konferensi pers, baik oleh Pimpinan DPRD Kota Sukabumi maupun saat Ayep Zaki menyampaikan permohonan maaf, informasi soal kronologi dan dugaan penyebab insiden itu terjadi kadung menyebar dan jadi perbincangan selama beberapa hari terakhir.
Ayep disebut melontarkan kata-kata kasar itu dengan cukup kencang. Apalagi pintu ruang tunggu atau transit pun terbuka. Ucapan Ayep terdengar hingga ke luar ruangan ruang tunggu.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki Minta Maaf Terbuka, Ajak DPRD Perkuat Komunikasi dan Sinergi
Senada dengan yang dituturkan Anggota DPRD Kota Sukabumi, Danny Ramdhani. Insiden itu terjadi sebelum prosesi pelantikan pejabat eselon II serta direktur BUMD dan BLUD, Rabu pagi (08/10/2025) sekira pukul 08.00 WIB.
“Nada bicaranya tinggi dan sempat keluar kata-kata kasar. Maaf, seperti bagong dan anjing, masing-masing diucapkan dua kali,” ujar Danny Ramdhani kepada wartawan, Senin (14/10/2025).
Desas-desus soal penyebab Ayep melontarkan kata-kata kasar pun beredar di kalangan ASN Pemkot Sukabumi. Tak terkecuali di lingkungan Anggota DPRD Kota Sukabumi.
Baca Juga: Imbas Ucapan Tak Pantas, Ketua DPRD Desak Wali Kota Sukabumi Sampaikan Permintaan Maaf Publik
Danny mengatakan, insiden itu diduga ada kaitannya dengan pembentukan Panja Wakaf dan Tim Komunikasi Pemerintah Daerah oleh DPRD Kota Sukabumi. Panja dibentuk sehari sebelum insiden terjadi, atau Selasa 07 Oktober 2025.
“Pak Wali Kota Ayep Zaki diduga melontarkan kata-kata kasar saat menanggapi pembentukan Panja di DPRD,” kata Danny.
Seperti diketahui, Panja Wakaf dan Tim Komunikasi Pemerintah Daerah dibentuk DPRD Kota Sukabumi sebagai respon dari desakan publik. Program wakaf dan pembentukan tim komunikasi dikhawatirkan sarat konflik kepentingan.
Baca Juga: Waduh! Sejumlah Pejabat Sibuk Main HP dan Tidur di Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi
“Mungkin keberadaan Panja dinilai terlalu mendominasi urusan yang menjadi kewenangan eksekutif,” imbuh Danny.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD Kota Sukabumi Wawan Juanda menegaskan, secara pribadi dirinya telah memaafkan Wali Kota Ayep Zaki. Namun, sebagai pimpinan lembaga legislatif, ia berkewajiban menyampaikan sikap resmi DPRD agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Wawan menekankan pentingnya menjaga etika komunikasi antar lembaga penyelenggara pemerintahan daerah agar hubungan eksekutif dan legislatif tetap harmonis. Ia berharap Wali Kota segera bersikap terbuka dan menunjukkan keteladanan sebagai kepala daerah.
“Kami selalu berkomitmen menjadi mitra yang konstruktif. Setiap kritik dan masukan dari DPRD semata-mata untuk kebaikan bersama dan kemajuan Kota Sukabumi,” kata Wawan dalam konferensi pers, Selasa (14/10/2025).
Baca Juga: Tembus ke Ciranjang dan Padalarang, Tol Bocimi Masuk Daftar Proyek Strategis Nasional 2025
Di hari yang sama, Ayep Zaki juga mengambil langkah menyejukkan di tengah polemik yang sempat mencuat beberapa hari terakhir. Dalam konferensi pers di Balai Kota Sukabumi, Ayep menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat dan DPRD Kota Sukabumi.
Boss Pabrik Tempe Azaki ini mengaku menyesal atas peristiwa yang memicu perhatian publik dan menegaskan bahwa ucapan yang sempat dipersoalkan muncul secara spontan tanpa niat menyinggung pihak mana pun.
“Kalau peristiwa itu dianggap menimbulkan keresahan, saya dengan tulus menyampaikan permintaan maaf. Itu murni spontanitas manusiawi,” ujar Ayep di hadapan sejumlah awak media.