TASIKMALAYA – Matahari tengah bersinar terik siang itu di Kampung Cioray, Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya. Tapi panasnya cuaca tak seberapa dibandingkan dengan kehangatan yang mengalir di hati Dudung (48), seorang buruh serabutan yang sejak lama tinggal di sebuah gubuk reyot bersama keluarganya.
Rumah yang ditempatinya nyaris tak layak disebut sebagai tempat tinggal. Dindingnya dari bilik bambu yang rapuh, lantainya tanah, dan atapnya bocor di banyak sisi.
Di tengah kemiskinan yang tak kunjung usai, Dudung terbiasa melewati malam-malam dingin yang menusuk tulang. Namun hari itu berbeda ia menangis, bukan karena sakit atau lapar, melainkan karena haru.

Kapolres Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, datang langsung ke rumahnya dan menyampaikan kabar bahwa rumahnya akan dibedah, diganti dengan hunian yang lebih layak dan manusiawi.
“Saya tidak menyangka akan didatangi langsung oleh Kapolres. Rumah ini akan dibangun kembali, saya merasa seperti mimpi,” kata Dudung dengan mata berkaca-kaca, Rabu (18/6/2025).
Kisah serupa juga datang dari Kampung Ceungcem, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari. Nanu Hasbunah (74), seorang lansia penyandang disabilitas, tinggal di rumah kayu tua yang nyaris ambruk. Ia hanya mampu bergantung pada keluarganya. Hari itu, ia menerima kabar yang mengubah hidupnya. Rumahnya pun masuk dalam program bedah rumah dari Polres Tasikmalaya.
“Saya dan keluarga tidak pernah membayangkan bisa mendapatkan bantuan seperti ini. Ini bukan hanya membangun rumah, tapi membangkitkan kembali harapan kami,” ujarnya pelan.
Lebih dari Peringatan Seremonial
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Bhayangkara ke-79 yang diperingati setiap 1 Juli. Namun, di balik seremoni tahunan yang biasa identik dengan barisan upacara dan pidato, Polres Tasikmalaya mencoba menghadirkan makna yang lebih substansial yakni pengabdian yang menyentuh sisi paling dasar dari kehidupan masyarakat, hak atas tempat tinggal yang layak.

“Bedah rumah ini bukan sekadar proyek fisik. Ini bentuk nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa pengabdian itu bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga merawat nilai-nilai kemanusiaan,” tegas AKBP Haris Dinzah.
Menurut data internal Polres, program ini menyasar rumah-rumah warga dengan kondisi ekstrem miskin di wilayah hukum Polsek Leuwisari. Penilaian kelayakan dilakukan langsung dengan mendatangi warga yang selama ini hidup nyaris tak terlihat oleh sistem bantuan formal.
Kemiskinan yang Terlupakan
Tasikmalaya, seperti banyak wilayah pedesaan lain di Indonesia, menyimpan potret kemiskinan yang kerap tak tersorot. Di beberapa kampung, rumah berdinding bambu dan berlantaikan tanah masih menjadi pemandangan umum. Bantuan pemerintah memang ada, namun belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Banyak warga yang hidupnya sangat memprihatinkan, tapi karena tak memiliki dokumen kependudukan yang lengkap atau tak terdata, mereka luput dari bantuan,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya.
Dalam konteks inilah, langkah Polres Tasikmalaya membedah rumah warga menjadi lebih dari sekadar pembangunan fisik. Ia menyentuh akar dari persoalan struktural: keterpinggiran, keterabaian, dan kemiskinan yang menahun.
Makna Sejati Bhayangkara
Program ini seakan mengembalikan esensi keberadaan institusi negara di tengah rakyat. Bukan semata-mata penegak hukum, melainkan pelindung dan pelayan masyarakat yang memahami denyut kehidupan rakyat kecil.
Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap lembaga negara, inisiatif seperti ini menjadi angin segar. Ia menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil, dari empati yang diwujudkan dalam tindakan nyata.
Bagi Dudung dan Nanu, rumah baru mereka adalah simbol harapan. Namun lebih dari itu, kehadiran Kapolres di rumah mereka adalah penanda bahwa mereka tidak dilupakan.
Ketika negara turun tangan secara langsung, maka di situlah pengabdian menemukan makna sejatinya: menjadi terang bagi mereka yang selama ini hidup dalam gelap. (rzm)
The post Rumah Baru untuk Dudung, Kado Nyata di Hari Bhayangkara first appeared on Tasikmalaya Ku.