Sosok Mbah Lasiyo Syaifudin, Petani Asal Bantul yang Menjadi Profesor Pisang Mendunia

SUKABUMI – Kisah Mbah Lasiyo Syaifudin, petani sederhana dari Padukuhan Ponggok, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, benar-benar menginspirasi. Meski hanya lulusan SD, beliau berhasil meraih julukan “Profesor Pisang” dan namanya dikenal hingga kancah internasional.

Perjalanan Mbah Lasiyo menjadi “Profesor Pisang” dimulai dari titik terendah. Gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006 menghancurkan segalanya, termasuk pekerjaannya sebagai buruh di toko bangunan.

Di tengah keputusasaan, Mbah Lasiyo bangkit dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitarnya untuk menanam pisang. Ia melihat potensi besar pada pisang karena mudah ditanam, murah bibitnya, dan bisa tumbuh di mana saja.

Baca Juga : Kisah PO AKAS Group, Dulu Bengkel Senjata Kemerdekaan Kini Jadi Penguasa Bus di Jawa Timur

Awalnya, niatnya hanya untuk memberdayakan warga sekitar yang juga terdampak gempa. Ia meminta izin lurah untuk membangkitkan semangat warga dengan budidaya pisang.

Filosofi pisang yang selalu meninggalkan tunas atau anakan meski induknya mati, juga menjadi inspirasi baginya untuk terus berjuang.

Mbah Lasiyo bukan petani biasa. Ia mengembangkan metode budidaya pisang secara organik. Ia meracik sendiri pupuk organik dan pestisida alami dari bahan-bahan yang ia tanam sendiri.

Baca Juga : Lembah Gupit Cihonje: Wisata Alam Asri di Sukabumi dengan Tiket Masuk Cuma Rp10.000

Bahkan, ia juga menciptakan zat perangsang tumbuh dari fermentasi daun kucai. Metode ini membuat pisangnya tumbuh subur, bebas hama, dan menghasilkan buah berkualitas tinggi.

Rahasia kesuksesan Mbah Lasiyo terletak pada prinsip “3M” dan “TUYUL”. Artinya adalah 3M: Melihat, Memahami, dan Melaksanakan. Ia menekankan pentingnya mengamati, mengerti cara budidaya, lalu langsung mempraktikkannya agar tidak lupa.

Sedangkan TUYUL merupakan akronim dari Taqwa, Usaha, Yakin, Ulet, dan Lincah. Ini adalah modal non-materi yang menjadi pilar keberhasilannya.

Baca Juga : Perjalanan Santai ke Ujung Genteng: Menyusuri Jalur Perkebunan Teh dan Jalan Mulus Waluran

Mbah Lasiyo Syaifudin telah berhasil menangkarkan puluhan varietas pisang, termasuk pisang raja, raja bulu, kepok kuning, ambon kuning, pisang susu, emas kirana, kongo, dan gading. Stok bibitnya bisa mencapai ribuan dan sangat diminati pasar.

Puncaknya, pada tahun 2016, Mbah Lasiyo diundang ke seminar internasional di Turin, Italia. Meski ia tidak bisa berbahasa Inggris dan berkomunikasi melalui penerjemah, hasil karyanya yang didokumentasikan dalam video berbahasa Italia diputar di hadapan perwakilan 62 negara.

Ini membuktikan bahwa inovasi dan dedikasinya diakui secara global. Selama seminggu di sana, ia tetap mengenakan sorjan dan blangkon, menunjukkan kebanggaannya sebagai petani Indonesia.

Mbah Lasiyo Syaifudin bukan hanya sukses untuk dirinya sendiri, tetapi juga aktif membagikan ilmu dan pengalamannya kepada petani lain, memberdayakan masyarakat di dusunnya, dan mendorong mereka untuk meningkatkan kualitas produksi pisang.

Ia juga sudah mempersiapkan sang anak sebagai penerus usahanya. Meskipun Mbah Lasiyo telah berpulang pada April 2023, warisan ilmu dan semangatnya dalam mengembangkan pertanian pisang organik tetap dikenang.(Sei)

The post Sosok Mbah Lasiyo Syaifudin, Petani Asal Bantul yang Menjadi Profesor Pisang Mendunia first appeared on Sukabumi Ku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *