TASIKMALAYA – Wakil Bupati Tasikmalaya, H. Asep Sopari Al-Ayubi meninjau langsung lokasi banjir yang merendam 10 rumah warga di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat sore (31/10/2025).
BACA JUGA : Nama dan Foto Wabup Tasikmalaya Dicatut untuk Penipuan, Warga Diminta Waspada
Banjir di wilayah lereng Gunung Galunggung tersebut terjadi akibat jebolnya tanggul selokan setelah kawasan itu diguyur hujan deras dan aliran sungai tertahan material longsoran tanah. Akibatnya, air bah menerjang permukiman warga dan lahan pertanian di sekitar lokasi.

Petugas BPBD Kabupaten Tasikmalaya bersama perangkat desa bergerak cepat melakukan penanganan darurat, membantu warga membersihkan lumpur, dan melakukan pendataan kerugian.
Dalam kunjungannya bersama jajaran BPBD, Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, BBWS Kementerian PUPR, dan Dinas Pertanian, Wabup Asep menegaskan bahwa banjir tersebut bukan semata-mata akibat curah hujan tinggi, tetapi juga faktor longsoran dan aktivitas tambang pasir di daerah hulu.
“Sebetulnya ini bukan banjir biasa, melainkan banjir air bah karena intensitas hujan tinggi dan tertahannya air oleh longsoran. Saat longsoran tidak mampu menahan debit air, akhirnya air bah menerjang sawah dan beberapa rumah,” ujar Asep Sopari saat diwawancarai di lokasi, Sabtu (1/11/2025).
Asep juga menyoroti aktivitas tambang pasir di hulu sungai yang diduga memperparah kerusakan lingkungan dan memicu derasnya aliran air bah.
“Pokok permasalahannya ada di hulu karena ada tambang pasir. Kami minta Pemerintah Provinsi Jawa Barat meninjau ulang perizinannya. Kalau tidak berizin, mohon ditegaskan, karena sudah merugikan masyarakat di bawah,” tegasnya.
Pemerintah Daerah, lanjut Asep, kini tengah berkoordinasi dengan berbagai instansi lintas sektor untuk menangani dampak banjir serta melakukan langkah pencegahan agar kejadian serupa tak terulang.
“Kami ingin penanganan cepat dan menyeluruh. Mulai dari penghijauan di hulu, pengendalian aktivitas tambang, hingga normalisasi sungai. Kalau hanya satu sisi yang dibenahi, hasilnya tidak maksimal,” jelasnya.
Menutup kunjungan, Asep Sopari mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim penghujan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memperburuk kondisi lingkungan.

“Mari kita selamatkan hulu sungai melalui penghijauan dan hindari eksploitasi lingkungan. Karena terbukti, hujan sedikit saja sudah bisa menyebabkan air bah. Ini peringatan bagi kita semua,” pungkasnya. (rzm)




















