TASIKMALAYA — Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, secara resmi membuka Festival Tari Jaipong yang diinisiasi oleh Sekretariat Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Sabtu (9/8/2025). Kegiatan ini digelar sebagai upaya melestarikan sekaligus mempromosikan seni tradisional yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa.
Dalam sambutannya, Diky menyampaikan harapannya agar para anggota legislatif, baik DPR RI maupun DPRD Provinsi, dapat lebih sering hadir di tengah masyarakat untuk melihat langsung kondisi, aspirasi, dan kebutuhan warganya.
“Sebetulnya, saya berharap para anggota DPR RI dan DPRD Provinsi bisa betul-betul turun ke masyarakat,” ujar Diky.
Ia mencontohkan Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat XI yang meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Ferdiansyah, sebagai sosok wakil rakyat yang aktif hadir di daerah pemilihannya.
“Saya senang karena Pak Ferdiansyah bukan hanya sekali atau dua kali datang ke Tasikmalaya. Beliau sering hadir dan membawa banyak manfaat bagi masyarakat,” sebutnya.
BACA JUGA : Ferdiansyah Dorong Guru di Tasikmalaya Terapkan “Pembelajaran Mendalam”

Diky berharap kehadiran dan kontribusi seperti yang dilakukan Ferdiansyah dapat ditiru oleh wakil rakyat lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah. Menurutnya, kedekatan wakil rakyat dengan masyarakat akan berdampak positif, tidak hanya dalam bidang pembangunan fisik, tetapi juga dalam penguatan nilai-nilai sosial dan kebudayaan.
Dalam kesempatan tersebut, Diky juga menyoroti kondisi seni tradisional, khususnya Tari Jaipong, yang kini mulai terpinggirkan oleh perkembangan zaman dan maraknya budaya populer dari luar negeri.
“Bicara Jaipong tadi, ini seni dan budaya yang memang kian menghilang. Kalau tidak ada yang peduli, jangan heran kalau suatu saat justru negara lain yang mengambil dan mengklaimnya,” tegasnya.
Menurut Diky, bentuk penjajahan di era modern tidak hanya melalui senjata atau ekonomi, tetapi juga melalui budaya. Ia mencontohkan bagaimana produk-produk luar negeri seperti pakaian, sepatu, atau sandal lebih diminati dibandingkan produk tradisional Indonesia. Akibatnya, busana adat seperti kebaya atau kain samping mulai jarang digunakan.
“Penjajahan sekarang salah satunya lewat budaya. Orang lebih senang baju, sandal, atau sepatu dari luar negeri. Kalau ini terus dibiarkan, kebaya dan kain samping kita bisa tidak laku lagi,” ungkapnya.
Melalui Festival Tari Jaipong ini, Diky berharap kesadaran masyarakat terhadap seni dan budaya tradisional semakin meningkat. Lebih dari itu, ia ingin agar seni budaya Indonesia bukan hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang hingga dikenal di kancah internasional.
“Mudah-mudahan seni budaya kita bisa berkembang bahkan sampai ke luar negeri,” pungkasnya.
Festival Tari Jaipong ini diisi oleh berbagai penampilan dari kelompok seni lokal, melibatkan pelajar, sanggar tari, serta pegiat seni yang berupaya menghidupkan kembali antusiasme generasi muda terhadap seni tradisional. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antar seniman, masyarakat, dan pemerintah, sekaligus mempertegas komitmen bersama dalam melestarikan warisan budaya daerah. (rzm)
<p>The post Wakil Wali Kota Tasikmalaya Resmikan Festival Tari Jaipong, Singgung Pentingnya Kepedulian Wakil Rakyat pada Seni Budaya first appeared on Tasikmalaya Ku.</p>