Akhir dari Penantian: Manchester United Akhiri Kutukan 9 Tahun di Anfield, Takukkan Liverpool 2-1

TASIKMALAYA — Sembilan tahun penantian itu akhirnya berakhir. Manchester United menuntaskan kutukan panjang di Anfield dengan cara paling dramatis.

Dalam laga pekan ke-8 Premier League 2025/2026, Minggu (19/10/2025), Setan Merah menaklukkan Liverpool 2-1 di hadapan puluhan ribu pendukung tuan rumah yang terdiam.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA : Thom Haye Mulai Panas, Persib Makin Padu!

Bryan Mbeumo membuka keunggulan cepat di menit ke-2, sebelum Cody Gakpo sempat membangkitkan harapan The Reds lewat gol penyama di menit ke-78. Tapi malam itu bukan milik Liverpool.

Enam menit jelang waktu normal berakhir, Harry Maguire, sosok yang kerap jadi bahan kritik muncul sebagai pahlawan kemenangan. Sundulannya menggetarkan jala Alisson Becker sekaligus menggetarkan hati jutaan pendukung Manchester United di seluruh dunia.

Dalam laga pekan ke-8 Premier League 2025/2026, Minggu (19/10/2025), Setan Merah menaklukkan Liverpool 2-1.

Gol itu bukan sekadar angka di papan skor. Ia menjadi simbol akhir dari penantian panjang yang membebani generasi pemain Manchester United selama hampir satu dekade. Sejak Januari 2016, tak sekalipun mereka mampu pulang dari Anfield dengan kepala tegak. Hingga malam dingin di Oktober 2025 itu, kutukan itu runtuh.

Momentum yang Berarti Lebih dari Tiga Poin

Bagi Manchester United, kemenangan ini bukan sekadar tambahan tiga angka. Ini adalah titik balik bukti bahwa pasukan Erik ten Hag masih punya jiwa juang, karakter, dan kebanggaan sebagai tim besar.

Publik Anfield yang biasanya bergemuruh mendadak hening di penghujung laga. Di sisi lain, sektor tandang penuh sorak-sorai. Para pemain United saling berpelukan, sebagian menatap ke tribun dengan mata berkaca-kaca.

Sembilan tahun frustrasi seolah terbayar lunas dalam satu momen. Pundit Premier League Michael Carrick menyebut hasil ini sebagai sesuatu yang luar biasa bagi seluruh elemen di Old Trafford.

“Ini hasil yang luar biasa karena banyak alasan untuk para pemain, untuk klub, untuk sang manajer. Dalam pertandingan seperti ini, semuanya tentang hasil. Kemenangan ini akan menjadi dorongan besar, bukan hanya bagi ruang ganti tapi bagi seluruh klub,” ujar Carrick.

Carrick juga memberi pujian khusus kepada Harry Maguire, sang penentu kemenangan.

“Gol kemenangan di Anfield selalu istimewa. Ia pantas mendapatkannya. Harry telah melalui banyak hal di United, namun ia terus bangkit dan mencetak gol-gol penting. Ini mungkin yang paling berarti dalam kariernya di klub,” tambahnya.

Maguire: Dari Olok-Olok Jadi Pahlawan

Nama Harry Maguire mungkin tidak pernah lepas dari kontroversi.
Bek berusia 32 tahun itu sudah lama menjadi sasaran kritik, lelucon media sosial, bahkan dianggap simbol era kejatuhan United. Namun, seperti pepatah lama, besi ditempa oleh api.

Di Anfield, Maguire menjawab semuanya, bukan dengan kata-kata, tapi dengan gol penentu kemenangan yang akan dikenang bertahun-tahun ke depan.

Ketika bola hasil sepak pojok melayang di udara, Maguire menyalip dua bek Liverpool dan menyundul keras ke gawang Alisson. Gol. 2-1.

Momen itu menandai lahirnya kembali semangat juang Manchester United yang selama ini dipertanyakan.

Liverpool Dominan, Tapi Kurang Tajam

Bagi Liverpool, laga ini menyisakan rasa frustrasi. Tampil dominan di babak kedua, The Reds menciptakan segudang peluang, tapi tumpul di penyelesaian akhir. Cody Gakpo memang sempat menyamakan kedudukan, namun peluang-peluang Darwin Núñez, Salah, dan Szoboszlai terbuang percuma.

Pundit dan legenda Liverpool, Michael Owen, menilai kekalahan ini tak sepenuhnya mencerminkan performa tim.

“Itu pertandingan luar biasa untuk penonton netral. Liverpool sebenarnya bermain sangat baik di babak kedua. Mereka mendominasi, menciptakan peluang, dan pantas mendapat lebih. Tapi sepak bola bukan tentang siapa yang paling banyak menyerang ini tentang siapa yang memanfaatkan momen,” ujar Owen.

Empat kekalahan beruntun tentu menjadi sinyal bahaya bagi tim asuhan Arne Slot, yang di awal musim sempat terlihat begitu meyakinkan. Tapi Owen menegaskan, Liverpool belum kehilangan bentuk permainan.

“Saya lebih memuji United hari ini, karena mereka efisien dan punya determinasi tinggi di momen penting,” katanya.

Malam Anfield yang Akan Dikenang

Bagi United, malam di Anfield itu akan dikenang lama. Bukan hanya karena kemenangan pertama setelah sembilan tahun, tapi juga karena cara mereka melakukannya dengan disiplin, keberanian, dan keyakinan.

Ketika peluit panjang berbunyi, para pemain Manchester United menatap ke tribun tandang, melemparkan senyum, dan menyanyikan lagu kebanggaan bersama suporter yang setia menempuh ratusan kilometer.
Di ruang ganti, suasana meledak bukan karena euforia berlebihan, tapi karena kelegaan yang mendalam.

Erik ten Hag mungkin tidak banyak bicara malam itu. Namun, satu hal pasti: ia berhasil menyalakan kembali api dalam tim yang sempat diragukan banyak pihak. Malam di Anfield itu bukan sekadar kemenangan. Ia adalah deklarasi, Manchester United belum habis. (LS)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *