CIANJUR — Dunia pertanian kini menghadapi tantangan besar di tengah perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan pangan. Untuk menjawab tantangan tersebut, para petani dituntut tak hanya mengandalkan semangat, tetapi juga kemampuan memanfaatkan teknologi modern.
Langkah konkret ke arah itu diwujudkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan penyerahan alat bantu IoT Smart Farming Portable di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Rabu (29/10).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya menghadirkan inovasi nyata agar Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayah tersebut mampu mengelola pertanian secara lebih modern, efisien, dan berbasis data.
Melalui teknologi IoT Smart Farming, petani dapat memantau kondisi lahan, kelembapan tanah, suhu udara, hingga kebutuhan tanaman secara digital. Sistem ini membantu petani mengambil keputusan secara cepat dan akurat dalam pengelolaan lahan pertanian
Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ir. Hj. Metty Triantika, MT, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjadikan Gapoktan sebagai motor utama transformasi pertanian digital di daerah.
“Pertanian hari ini tidak bisa lagi berjalan dengan cara lama. Petani harus dibekali dengan pengetahuan dan teknologi baru agar mampu bertahan di tengah perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang meningkat,” ujar Metty melalui akun Instagram pribadinya, @mettytriantika_official.
Ia berharap, melalui sinergi antara semangat belajar para petani, pendampingan pemerintah, serta dukungan teknologi digital, para petani di Cianjur dapat menjadi pionir pertanian cerdas masa depan.
“Semoga petani-petani kita tidak hanya menjadi tulang punggung pangan daerah, tetapi juga pelopor pertanian cerdas yang mandiri dan berdaya saing,” tambahnya.
Langkah inovatif ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi pertanian menuju era digital bukan lagi sekadar wacana, tetapi mulai diwujudkan dari tingkat paling dasar yakni kelompok tani di lapangan.




















