BANDUNG – Langkah awal PERSIB di Super League 2025/2026 belum sepenuhnya mulus. Dari tiga laga pertama, Maung Bandung baru mengoleksi empat poin hasil satu kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan. Posisi di papan tengah klasemen pun menjadi tantangan awal yang harus segera dilewati jika ingin kembali ke jalur perebutan gelar juara.
Tidak hanya di kompetisi domestik, perjuangan menuju fase grup AFC Champions League Two 2025/2026 juga penuh liku. Dengan skuad yang masih beradaptasi, PERSIB harus bekerja keras sebelum akhirnya menaklukkan Manila Diggers 2-1 di hadapan Bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Sejarah membuktikan, karakter kompetitif dan mental pantang menyerah PERSIB tidak pernah pudar. Klub ini selalu hadir memberikan kebanggaan bagi Bobotoh dan publik sepak bola Jawa Barat. Apalagi, di balik perjuangan tim, ada support system kokoh berupa sinergi manajemen, pelatih, pemain, hingga staf.
Keberhasilan meraih back to back champion Liga 1 musim 2023/2024 dan 2024/2025 menjadi bukti nyata. Saat itu, kompetisi juga dimulai dengan kondisi sulit. Namun, PERSIB mampu bangkit dan menutup musim dengan status juara.
“Perjuangan PERSIB dalam dua musim terakhir sangat luar biasa. Apalagi saat start kompetisi tidak ideal. Tapi dengan tekad kuat plus dukungan penuh dari jajaran komisaris, direksi, hingga staf, PERSIB bisa menutup musim dengan hasil manis,” ujar Deputi CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan.
Menatap musim 2025/2026, manajemen bergerak cepat. Di bawah arahan pelatih Bojan Hodak, PERSIB melakukan peremajaan tim dan mendatangkan wajah-wajah baru, termasuk memaksimalkan kuota 11 pemain asing. Sejumlah nama besar pun resmi bergabung, di antaranya Frans Putros (Irak), Saddil Ramdani, Thom Haye (Indonesia), Federico Barba (Italia), serta amunisi dari Brasil dan Argentina.
“Keputusan ini diambil setelah diskusi panjang dengan jajaran komisaris, direksi, dan tim pelatih. Perekrutan pemain dilakukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan tim, tapi juga untuk memastikan kedalaman skuad di dua kompetisi berbeda,” jelas Adhit.
Target musim ini bukan hanya mempertahankan gelar juara ketiga kali beruntun, tetapi juga melangkah lebih jauh di kancah Asia.
“PERSIB ingin mencetak sejarah, bukan hanya untuk klub, tapi juga untuk Bobotoh, Kota Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia,” tegas Adhit.
Pelatih Bojan Hodak pun menilai peran besar manajemen sangat krusial dalam menjaga ekosistem sehat di klub.
“Pandangan strategis dan profesionalisme manajemen telah mengubah PERSIB menjadi organisasi elite. Pemain ingin datang ke sini karena tahu mereka berada di tangan yang tepat,” ungkap Hodak.
Dengan fondasi kuat, semangat pantang menyerah, serta dukungan Bobotoh, PERSIB siap menghadapi musim penuh tantangan.
“Seperti musim sebelumnya, saya hanya ingin membahagiakan banyak orang dengan mempersembahkan gelar juara. Pada akhirnya, semua kerja keras tim dan manajemen adalah untuk Bobotoh, karena tanpa mereka, PERSIB tidak akan menjadi sebesar sekarang,” tutup Hodak.(***)