Terendam Banjir Cisolok, SDN Cikahuripan Alami Kerusakan Berat

SUKABUMI – Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025) sore tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga merusak sejumlah fasilitas pendidikan. Salah satu yang terdampak cukup parah adalah SDN Cikahuripan, di mana beberapa ruang kelas dan ruang guru jebol diterjang air bah.

Plt Kepala SDN Cikahuripan, Ibu Empat, mengungkapkan bahwa banjir datang secara tiba-tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, pihak sekolah tengah berkoordinasi dengan komite sekolah untuk memantau kondisi lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Kelas 6 jebol sekitar jam enam sore, sementara ruang guru juga rusak cukup parah. Lima ruang kelas lainnya memang tidak roboh, tapi seluruh meubelernya hancur,” tuturnya dengan suara bergetar, Rabu (29/10/2025).

Baca Juga: YFSBBP Rayakan Milad ke-12 di Pantai Minajaya, Gelar Sunatan Massal dan Santuni 250 Anak Yatim

Ia menambahkan, derasnya arus air menjadi penyebab utama kerusakan bangunan. Tak hanya itu, arsip serta dokumen penting sekolah ikut hanyut terbawa air karena ruang penyimpanan arsip berada di ruangan yang ikut jebol.

“Sedih sekali, semua arsip hilang terbawa banjir. Sebagian besar meubel juga rusak berat, hanya beberapa yang masih bisa digunakan,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, lokasi sekolah berada sekitar 10 meter dari aliran sungai di belakang gedung sekolah. Posisi tersebut membuat sekolah rawan terdampak saat debit air meningkat. Pada malam kejadian, aliran listrik sempat padam dan akses menuju sekolah tertutup lumpur tebal setinggi lutut, sehingga proses evakuasi baru dapat dilakukan menjelang malam.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 15.000 per Gram, Rabu 29 Oktober 2025

Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar dihentikan selama dua hari. Pihak sekolah telah mengimbau para siswa untuk belajar dari rumah.

“Kami sudah berdiskusi dengan guru dan pihak madrasah terdekat. Anak-anak belajar dari rumah dulu. Kalau ruang kelas sudah dibersihkan, insyaallah kegiatan belajar bisa kembali berjalan, meski tanpa meubel,” ujar Ibu Empat.

Pemerintah desa bersama warga sekitar turut bergotong royong membersihkan lumpur dan material sisa banjir. Hingga kini, proses penanganan pascabencana masih berlangsung, termasuk pendataan kerusakan fasilitas pendidikan oleh instansi terkait. (Hasyim).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *