Malam Takbir dan Botol Miras: Wajah Ganda Warung Kelontong di Cineam Tasikmalaya

TASIKMALAYA – Malam takbiran Idul Adha seharusnya menjadi waktu bagi masyarakat untuk bersiap menyambut hari raya dengan suasana khusyuk dan spiritual. Namun di sebuah sudut Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, warung kelontong sederhana justru menjadi titik transaksi minuman keras (miras), mencerminkan ironi di tengah semangat religius masyarakat.

Warung itu milik SM, perempuan berusia 43 tahun. Dari luar, warungnya tak berbeda dari toko kelontong pada umumnya menjual sabun, camilan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Namun, pada Kamis malam (5/6/2025), aparat dari Tim Maung Galunggung Satuan Samapta Polres Tasikmalaya Kota mendapati 20 botol miras tersimpan rapi di rak belakang.

Penggerebekan dilakukan menyusul laporan warga yang curiga atas keramaian tak wajar di warung tersebut, justru ketika masyarakat lain tengah sibuk takbiran.

Polisi yang sedang melakukan patroli pengamanan malam keagamaan langsung mendatangi lokasi.

BACA JUGA : Program Nasional Ketahanan Pangan, Polres Tasikmalaya Gelar Panen Raya di Margalaksana

“Kami temukan berbagai jenis miras, dari lokal hingga produk pabrikan, di tempat yang seharusnya tidak terlibat dalam peredaran seperti ini,” ungkap AKP Hartono, Kasat Samapta Polres Tasikmalaya Kota, kepada wartawan, (6/6/2025).

Lebih dari sekadar pelanggaran hukum, peristiwa ini membuka tabir tentang bagaimana sebagian kecil warga memaknai malam suci sebagai peluang, bukan untuk ibadah, melainkan untuk menjual minuman terlarang demi keuntungan sesaat.

SM bukan satu-satunya yang menyembunyikan miras di balik usaha kelontong. Di wilayah-wilayah semi-perdesaan seperti Cineam, banyak warung kecil bergulat dalam dilema, bertahan hidup secara legal atau menambah pemasukan dari bisnis gelap.

“Penghasilan dari barang-barang kebutuhan pokok sangat minim. Tapi miras? Sekali beli bisa tiga botol. Untungnya langsung dua kali lipat,” ujar seorang warga setempat yang meminta namanya disamarkan.

Bagi mereka, tekanan ekonomi seringkali mengaburkan batas moral dan hukum. Apalagi saat hari besar, ketika permintaan naik diam-diam. Praktik ini umumnya dilakukan tersembunyi, hanya untuk pelanggan tetap, dan biasanya “dioper” melalui pintu belakang.

Namun, fakta bahwa transaksi ini terjadi di malam Idul Adha yang notabene sebuah malam suci bagi umat Islam menimbulkan reaksi keras dari masyarakat. Warga sekitar merasa risih dan terganggu, sehingga memilih melapor langsung ke pihak kepolisian.

Foto/Ilustrasi/Net

Kapolres Tasikmalaya Kota telah menegaskan bahwa operasi semacam ini akan terus digencarkan, terlebih saat momen-momen keagamaan yang rawan dimanfaatkan pelaku bisnis ilegal.

“Kami tidak ingin malam suci ternoda oleh peredaran barang terlarang. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga pelanggaran norma,” tegas AKP Hartono.

Barang bukti saat ini diamankan di Mapolres, sementara SM masih dalam proses pemeriksaan hukum. Ia berpotensi dijerat dengan pelanggaran Perda tentang peredaran miras tanpa izin dan pelanggaran ketertiban umum.

Kejadian di Cineam bukan sekadar soal pelanggaran hukum. Ini adalah cerminan ketegangan antara kebutuhan ekonomi dan nilai-nilai sosial yang dijunjung masyarakat.

Di satu sisi, ada pelaku usaha kecil yang tergoda oleh margin keuntungan tinggi. Di sisi lain, ada komunitas yang ingin menjaga kesucian ruang hidup mereka dari hal-hal yang dianggap merusak moral.

“Malam takbiran bukan waktunya untuk pesta miras. Tapi kami tidak bisa menutup mata bahwa akar persoalannya bukan semata-mata soal niat buruk. Ini juga tentang keputusasaan,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.

Laporan ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang tidak hanya represif, tetapi juga preventif. Pemerintah daerah dan kepolisian perlu memperkuat edukasi dan memberikan alternatif ekonomi bagi warga agar tidak tergoda menjual barang ilegal.

Karena di balik satu warung kecil di Cineam, bisa jadi tersimpan banyak cerita serupa tentang mereka yang mencoba bertahan hidup, namun tersandung oleh batas yang tak boleh dilanggar. (*)

The post Malam Takbir dan Botol Miras: Wajah Ganda Warung Kelontong di Cineam Tasikmalaya first appeared on Tasikmalaya Ku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *