Asrama Santri Ponpes Darul Ma’arif Cibitung Ambruk, Puluhan Santri Butuhkan Bangunan Baru

SUKABUMI — Bangunan asrama putra Pondok Pesantren Darul Ma’arif di Kampung Cileungsir, Desa Cibodas, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bandung Barat, ambruk pada Kamis (30/10/2025) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Saat kejadian, puluhan santri sedang makan bersama di dalam bangunan. Beruntung, seluruhnya berhasil menyelamatkan diri.

Pimpinan Ponpes Darul Ma’arif, Abdurrohman, mengakui kondisi asrama itu sudah lama mengkhawatirkan. Bangunan berdinding dan berlantai kayu tersebut berdiri di atas kolam air, dan kini telah berusia sekitar 13 tahun.

“Iya, bangunannya memang sudah tua dan dari kayu, Pak. Apalagi posisinya di atas air, jadi gampang lapuk,” ujarnya, Sabtu (1/10 /2025) .

Menurut Abdurrohman, saat kejadian sekitar 35 santri tengah menikmati makan sore usai kegiatan mengaji.

Baca Juga: Status Tanggap Darurat Bencana Cisolok Dicabut, Wabup Sukabumi: Kita Tetap Harus Siaga

“Biasanya habis ngaji jam lima kurang sepuluh. Anak-anak langsung ke asrama untuk makan. Karena jumlahnya banyak dan bangunan sudah rapuh, tiba-tiba saja ambruk,” katanya.

Ustadz Abdurrohman, Pimpinan Ponpes Darul Ma’arif saat diwawancarai Sukabumiku.id di Lokasi Pesantren.

Detik-detik ambruknya asrama itu berlangsung cepat. Beberapa santri sempat mendengar suara kayu retak sebelum bangunan runtuh.

“Anak-anak langsung loncat, ada yang ke air, ada yang ke sawah. Alhamdulillah, semuanya selamat,” tambahnya lega.

Baca Juga: Wabup Andreas Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor di Cisolok, Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

Kendati tidak ada korban jiwa, insiden ini menyingkap kondisi miris fasilitas di pesantren tersebut. Asrama putra yang roboh merupakan bangunan lama yang selama ini digunakan karena keterbatasan ruang. Sebagian santri sempat dipindahkan ke bangunan lain, namun kapasitas yang terbatas memaksa sebagian tetap tinggal di asrama kayu itu.

“Untuk asrama putri kami sempat bangun baru. Tapi untuk putra belum, karena keterbatasan biaya. Sekarang tempat tidur santri sangat minim. Kami sangat berharap bantuan dari pemerintah atau siapa pun yang peduli,” ujar Abdurrohman.

Total santri di Ponpes Darul Ma’arif berjumlah sekitar 150 orang, dengan 35 di antaranya masih menempati bangunan-bangunan kayu. Kini, pihak pesantren mengevakuasi barang-barang yang tersisa sambil menunggu bantuan pembangunan.

Meski tak menimbulkan korban, insiden ini menjadi peringatan keras akan rentannya fasilitas pendidikan berbasis pesantren di pelosok daerah. Ketahanan bangunan yang terbuat dari kayu di atas air membuat usia pakainya jauh lebih singkat, terlebih tanpa perawatan rutin.

“Kalau tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan bangunan lainnya menyusul roboh. Kami hanya bisa berharap ada perhatian serius dari pihak berwenang,” tutup Abdurrohman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *